RSJ Kalawa Atei Jadi Narasumber untuk Berikan Materi Tentang Kesehatan Mental Remaja
yl
![RSJ Kalawa Atei Jadi Narasumber untuk Berikan Materi Tentang Kesehatan Mental Remaja](/files/berita/11072024043930_0.jpeg)
Hai Kalteng - Palangka Raya - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) adalah kegiatan yang menjadi langkah awal bagi para peserta didik baru untuk mengenal lebih dekat lingkungan sekolah, dan membantu siswa agar dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kegiatan MPLS merupakan kegiatan yang sangat penting bagi siswa sebelum memulai proses belajar mengajar di sekolah.
Pada kegiatan MPLS di SMP Katolik Santo Paulus Palangka Raya, RSJ Kalawa Atei turut hadir menjadi narasumber untuk memberikan materi tentang Kesehatan Mental Remaja yang dibawakan oleh Psikolog dari RSJ Kalawa Atei, Selasa (9/7/2024) di Aula Serbaguna Gereja Katedral Palangka Raya.
(Baca Juga : PPID Pelaksana Dinas Perdagangan dan Perindustrian Prov. Kalteng Lakukan Kunjungan ke PPID Dislutkan Prov. Kalteng)
![RSJ Kalawa Atei Jadi Narasumber untuk Berikan Materi Tentang Kesehatan Mental Remaja](/files/berita/11072024043930_1.jpeg)
Kesehatan jiwa menurut WHO adalah kondisi sejahtera seseorang ketika ia menyadari kemampuan dirinya, mampu mengelola stres yang dimiliki serta beradaptasi dengan baik, dapat bekerja secara produktif dan memberikan kontribusi bagi lingkungannya.
Dalam materinya, Psikolog RSJ Kalawa Atei Reisqita Vadika memaparkan bahwa berdasarkan hasil survey, satu dari tiga orang remaja di Indonesia pernah mengalami masalah kesehatan mental. Hal ini dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya yakni adanya perubahan yang dialami ketika seseorang memasuki usia remaja. Dimana usia remaja merupakan peralihan dari anak-anak tetapi belum dewasa. Sehingga pada masa ini mereka terbilang cukup unik.
![RSJ Kalawa Atei Jadi Narasumber untuk Berikan Materi Tentang Kesehatan Mental Remaja](/files/berita/11072024043930_2.jpeg)
“Pada masa transisi ini, banyak perubahan yang terjadi pada remaja, seperti adanya perubahan fisiologis, dimana terjadi perubahan pada suara, tubuh, penampilan, pubertas, serta otak. Secara psikologis, adanya rasa ingin tahu yang tinggi, ingin lebih mandiri, berani mengambil risiko, lebih peduli terhadap citra diri (spotlight effect), dan sensitif terhadap penilaian. Sedangkan secara sosial, remaja mulai berjarak dari orang tua dan lebih dekat dengan kelompok seusianya, serta kebutuhan yang tinggi akan pengakuan dan penerimaan dari orang lain,” ujar Reisqita.
Lebih lanjut, saat memasuki usia remaja, seseorang berproses untuk membentuk jati diri, beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikososial. Hal ini tentunya tidak mudah, sehingga remaja perlu membentuk 4 (empat) pilar kesehatan mental dengan dukungan dari orang dewasa dan sekitarnya. Keempat pilar tersebut diantaranya kesehatan fisik, kesehatan emosional, kesehatan kognitif, dan kesehatan sosial.
Menurutnya, usia remaja dinilai lebih mudah mengalami stres. Stres adalah hal yang wajar menimpa siapapun. Meskipun demikian, stres yang berlarut-larut dapat berdampak negatif bagi kesehatan baik fisik maupun mental remaja. “Ada beberapa tanda yang dapat berubah dan menjadi tanda pada tubuh yang mengalami stres yakni perubahan emosi, perubahan perilaku, perubahan kognitif, dan gejala fisik,” paparnya.
Direktur RSJ Kalawa Atei, Seniriaty saat ditemui di ruang kerjanya menyampaikan ucapan terima kasih kepada SMPK Santo Paulus yang sudah memberikan kesempatan untuk dapat berkontribusi menyampaikan materi terkait kesehatan mental remaja. “Kami berharap agar ke depannya sekolah-sekolah lainnya juga dapat bekerja sama untuk memberikan edukasi mengenai isu-isu yang sedang hangat, khususnya di kalangan remaja,” harapnya.
Pada fase ini, remaja yang memerlukan bantuan dapat meminta pertolongan kepada orang terdekat seperti orang tua dan keluarga, bahkan ke ahli/profesional seperti guru kelas, guru BK, konselor ataupun psikolog, serta psikiater. Saat ini RSJ Kalawa Atei membuka layanan konsultasi psikologi secara online. (Sumber : Diskominfo Kalteng)
- Tinggalkan Komentar